Erick Thohir Tertawa saat Ditanya, Apa Indonesia Kesayangan FIFA?

Posted on

FIFA punya kantor di Jakarta, hubungannya pun baik dengan PSSI. Apa Indonesia jadi kesayangan induk federasi sepakbola dunia itu, Erick Thohir?

Sejak akhir tahun 2023, FIFA mendirikan kantor di Jakarta. Ini merupakan peningkatan kolaborasi antara FIFA, PSSI, dan pemerintah Indonesia, dengan satu tujuan yaitu transformasi sepakbola di Indonesia

Di bawah komando Ketum Erick Thohir, PSSI pun menjalin hubungan lebih erat dengan FIFA. Teranyar Juni kemarin, PSSI diganjar FIFA Forward Gold Award yang diberikan langsung oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino kepada Erick.

Belum lagi, sudah muncul semacam teori konspirasi kalau Indonesia bisa jadi lolos ke Piala Dunia 2026 karena FIFA tahu betapa besarnya penonton sepakbola di Indonesia. Besarnya animo suporter Skuad Garuda, bisa bikin Piala Dunia di Negeri Paman Sam nanti lebih meriah.

Apa memang Indonesia jadi kesayangannya FIFA, Erick Thohir?

“Nggaklah,” jawab Erick sembari tertawa saat wawancara bersama detikSport di d’Hattrick.

“Begini, FIFA sebagai pemimpin federasi dunia memberikan kesempatan yang sama kepada semua member-nya. Nah, tinggal bagaimana apakah member-nya serius atau tidak,” sambungnya.

“Kebetulan, saya dan Presiden Gianni punya hubungan baik jauh sebelum saya jadi Ketum PSSI. Long history,” tambahnya.

Menurut Erick Thohir, FIFA melihat keseriusan kemajuan sepakbola Indonesia dan memantaunya dengan baik. Termasuk bagaimana Indonesia bangkit setelah Tragedi Kanjuruhan yang kelam.

FIFA memantau transisi perkembangan sepakbola Indonesia dari setiap lini. Maka ketika FIFA mendirikan kantor di Jakarta, Erick menegaskan itu bukan keren-kerenan.

“Kantor FIFA di Indonesia itu sebagai watchdog, untuk melihat transisinya benar nggak? Itu bukan lucu-lucuan, bukan keren-kerenan, justru tanggung jawabnya besar. Karena mereka di sini, mereka melihat sepakbola Indonesia sebagai kekhususan dan mereka punya power. Maka, rule of the games harus diterapkan karena tidak mungkin suatu hari nanti kita kena sanksi. Harusnya kemarin Kanjuruhan kita kena sanksi, tapi kan tidak,”tegasnya.

“Apalagi FIFA juga sudah habiskan 2-3 juta USD untuk pelatihan di Indonesia. Kemarin ada pelatihan club management dan diikuti klub-klub Liga 1,” katanya.

“Mereka bisa saja memantau di sini 10-15 tahun. Federasi harus serius, karena FIFA juga sangat agresif dalam mengembangkan sepakbola. Kalau tidak, kita bisa tertinggal dan PSSI jangan pernah berpuas diri,” tutupnya.