Shin Tae-yong (STY) berbicara soal pengalamannya melatih Timnas Indonesia. Dia mengklaim banyak yang meremehkan kemampuan dirinya membesut Garuda.
STY dipecat dari kursi pelatih klub Korea Selatan, Ulsan HD. Pria berusia 54 tahun itu hanya bertahan dua bulan setelah ditunjuk pada Agustus 2025.
Ulsan HD memecat Shin Tae-yong setelah hanya meraih 2 kemenangan dari 10 pertandingan. Sisanya Ulsan mendapat 4 hasil imbang dan 4 kekalahan, termasuk 0-4 dari Gimcheon Sangmu – laga terakhir mereka di bawah STY.
Selain karena performa jeblok Ulsan HD, pemecatan STY dinilai karena gaya komunikasinya yang buruk. STY bahkan diklaim melakukan kekerasan verbal dan fisik kepada pemain.
Shin Tae-yong membantah tegas klaim tersebut. Eks pelatih Timnas Korea Selatan ini menegaskan tak pernah melakukan kekerasan kepada pemain, bahkan saat masih melatih Timnas Indonesia pada 2020-2025.
“Filosofi sepakbola saya adalah ‘saya tidak boleh menyumpahi atau melukai para pemain’. Orang-orang menyebut saya ‘kepemimpinan seorang abang’. Bahkan di Indonesia, saya suka jahil dan bercanda dengan para pemain yang saya tak mengerti perkataannya, dan di situ saya menjadi dekat dengan mereka,” kata STY dalam wawancara dengan KBS.
STY turut menolak isu dirinya dipecat STY karena taktiknya tak sesuai dengan Liga Korea Selatan. Baginya para kritikus meremehkan pengalaman dirinya semasa membesut Timnas Indonesia.
“Saya pikir kegagalan saya disebabkan oleh kurangnya pemahaman saya tentang urusan internal klub. Namun, saya bahkan 100 persen tidak setuju dengan kritik bahwa taktik saya tidak berhasil di K-League,” Shin Tae-yong menuturkan.
“Orang-orang terus meremehkan pengalaman saya di Indonesia, tetapi bagaimana mungkin tim peringkat 127 FIFA bisa mengalahkan Arab Saudi atau bermain imbang dengan Australia? Itu omong kosong. Jika klub memberi saya kekuatan, saya pasti bisa finis di enam besar,” tegasnya.
Saksikan Live DetikPagi :