Spanduk ‘UEFA Mafia’ Hiasi Community Shield

Posted on

Suporter Crystal Palace membentangkan spanduk UEFA Mafia diCommunity Shield. Mereka memprotes keputusan UEFA yang mencoret Palace dari Liga Europa.

Crystal Palace mampu meraih gelar Community Shield 2025. Hal tersebut dipastikan usai The Eagles mengalahkan Liverpool 2-3 lewat adu penalti di Wembley, London, Minggu (10/08/2025) malam WIB.

Laga harus ditentukan di lewat adu penalti usai imbang 2-2 selama 90 menit. Si Merah unggul lebih dulu lewat Hugo Ekitike di menit ke-4. Palace bisa menyetarakan angka dari penalti Jean-Philippe-Mateta di menit ke-17.

Liverpool kembali unggul di babak pertama dari gol Jeremie Frimpong di menit ke-21. Namun pada babak kedua, gol Ismaila Sarr di menit ke-77 memaksakan laga imbang 2-2.

Pada babak adu penalti, tiga pemain Palace yaitu Jean-Philippe Mateta, Ismaila Sarr, dan Justin Devenny sukses menjalankan tugasnya. Sementara di kubu The Reds hanya Cody Gakpo dan Dominik Szoboszlai yang mampu bikin gol lewat titik putih.

Palace mengangkat gelar Community Shield dikelilingi para fans mereka yang cukup banyak hadir di Wembley. Hal ini tak mengherankan karena Palace berasal dari London.

Para fans Palace juga memanfaatkan Community Shield ini untuk melancarkan protes ke UEFA saat laga berjalan. Mereka membentangkan spanduk UEFA Mafia dan mengenakan kaus dengan tulisan yang sama.

Aksi ini dilakukan untuk mengkritik keputusan UEFA yang memutuskan Palace tak boleh berlaga di Liga Europa musim depan. Padahal, Palace berhak berlaga di ajang tersebut karena juara Piala FA. UEFA menurunkan Palace untuk berlaga di Conference League.

Keputusan ini diambil UEFA karena Palace dimiliki oleh John Textor yang juga pemilik Olympique Lyon. Palace dan Lyon harusnya sama-sama berlaga di Liga Europa di musim ini.

Namun aturan UEFA tak memperbolehkan hal tersebut karena tim dengan pemilik sama tak boleh bermain di satu kompetisi. Maka dari itu, Palace harus rela dicoret dari Liga Europa hingga bermain di Conference League.

Palace kini sedang mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) untuk mendapatkan hak berlaga di Liga Europa.