PT Liga Indonesia Baru Mengatasi Kesulitan Finansial Klub Liga 1

Posted on

PT Liga Indonesia Baru (LIB) memahami kesulitan finansial yang dihadapi klub-klub Liga 1. Setidaknya ada dua penyebab klub menunggak gaji pemain.

Permasalahan penunggakan gaji diketahui setelah beberapa pemain buka suara. Selain itu, FIFA juga menampilkan daftar klub yang disanksi larangan aktivitas transfer karena masalah sengketa.

Beberapa pemain yang buka suara berasal dari PSIS Semarang dan yang terbaru adalah eks Semen Padang. Sedangkan klub yang sudah dihukum FIFA adalah PSM Makassar, Persik Kediri, dan PSIS.

“Kalau dari sisi salary cap memang sampai sejauh ini tidak ada yang melanggar karena kami sudah punya financial control. Kami sudah melakukan verifikasi,” kata Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus kepada wartawan.

“Kemudian memang kalau melihat belakangan ini, sponsor yang sudah signing itu juga banyak melakukan kemunduran-kemunduran. Lalu dari hasil tiket itu juga tidak memadai, sehingga cash flow-nya klub juga kesulitan,” ujarnya menambahkan.

Salary cap yang dimaksud Ferry adalah aturan financial control yang membatasi klub membelanjakan dana maksimal Rp 50 miliar/musim. Pembatasan ini diterapkan agar klub tidak jor-joran hingga akhirnya malah mengalami kesulitan keuangan.

Saat ini PT LIB tengah menggodok aturan baru untuk mengontrol keuangan klub. Sebab masalah ini ternyata tidak bisa diatasi dengan hanya aturan financial control saja.

“Musim depan kami akan melakukan perbaikan. Jadi, satu di antaranya adalah kewajiban kontribusi klub, selain ditingkatkan, kewajiban mereka juga memberikan kontribusi kepada kami,” tutur Ferry.

“Untuk memastikan tunggakan gaji tidak lagi terjadi. Jadi, musim depan kami akan menerapkan seberapa besar pendapatan klub, sebesar itulah yang bisa dikeluarkan oleh klub,” ucap eks Direktur Olahraga Persija Jakarta itu.