Presiden Direktur PSBS Biak, Eveline Sanita memilih mundur dari tim. Masalah internal membuatnya meletakkan jabatan Presiden Direkturnya.
Eveline bergabung bersama klub asal Papua itu pada pertengahan musim Liga 1 2024/2025. Di awal perjalanannya, Eveline bisa memimpin PSBS bisa bersaing di Liga 1 hingga saat ini.
Tim berjulukkan Badai Pasifik itu kini bertengger di posisi ketujuh klasemen sementara Liga 1 2024/2025. Padahal, PSBS berstatus tim promosi Liga 1 2024/2025, usai menjuarai Liga 2 2023/2024.
PSBS kini menyisakan dua pertandingan lagi melawan Arema FC dan Dewa United. Tim yang suporternya bernama Napi Bongkar itu akan berusaha keras agar tetap berada di papan atas pada klasemen akhir Liga 1 2024/2025.
“Untuk saya, ini menjadi suatu pencapaian yang luar biasa. Kami sempat terseok-seok di awal putaran kedua Liga 1 2024/2025. Tapi ternyata kami bisa bangkit dan sekarang duduk di posisi keenam. Ini apresiasi yang sangat besar untuk manajemen tim, ofisial, dan pemain,” kata Eveline Sanita, dalam pernyataannya, Rabu (14/5/2025).
“Belakangan ini terjadi sedikit kegaduhan di internal manajemen. Mungkin lebih ketidakcocokan dalam manajemen saja. Saya merasa di dalam PSBS Biak ini seperti ada dua manajemen. Jadi bentrok terus,” kata Eveline.
Eveline menilai tekad luar biasa diperlihatkan pemain PSBS, baik di dalam latihan dan pertandingan. Sikap itu tak diikuti manajemen PSBS, yang dinilai berbeda 180 derajat.
Evelin menilai ada kegaduhan di internal manajemen PSBS. Sebagai petinggi klub, Eveline tidak tahan melihatnya lagi dan akhirnya memutuskan mundur setelah Liga 1 2024/2025 berakhir.
“Saya tidak leluasa mengambil keputusan. Banyak intervensi juga. Mungkin masalah terbesarnya ya ada di dana. Saya sebagai Presiden Direktur PSBS Biak tidak bisa menjalankan kewajiban saya sepenuhnya,” ucap Eveline.
“Ini tidak membuat saya nyaman untuk bekerja. Saya sebagai salah satu petinggi di klub ini tidak bisa mengambil keputusan sesuai yang saya inginkan,” tutur Eveline Sanita.
Eveline bercerita, pemilik saham mayoritas di PSBS sempat menyetop sumber dana operasional tim karena permasalahan di internal manajemen. Menurut Eveline, ini yang membuat kondisi di internal manajemen PSBS berantakan.
“Dalam tiga bulan terakhir, pemegang saham menarik diri untuk menyetop dukungan kepada kami karena kegaduhan itu. Dan selama tiga bulan itu ada permasalahan tunggakan gaji dan hutang ke beberapa vendor. Ini yang membuat saya tidak nyaman menjalani profesi sebagai Presiden Direktur PSBS Biak,” kata Eveline.
Melihat suasana di dalam manajemen tim semakin kacau, Eveline sempat memohon ke pemilik saham untuk membantu lagi PSBS Biak. Eveline tidak mau marwah sepak bola di Papua jelek karena adanya isu keterlambatan gaji.
“Pemain-pemain juga sudah banyak yang memberikan komplain langsung kepada saya karena telat gaji, bonus, dan lain-lain. Setelah pemegang saham itu masuk lagi, baru sekarang kami bisa menyelesaikan dua laga terakhir di musim ini,” ucapnya.
Eveline mengungkapkan, suasana yang tidak nyaman di dalam manajemen membuat ada usulan dari seseorang untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PSBS Biak. RUPS itu semula ingin digelar di Biak pada Rabu (14/5/2025).
Eveline dan pemilik saham mayoritas sudah hadir di Biak. Namun, tiba-tiba ada satu hal yang membuat RUPS itu batal digelar.
Eveline Sanita sangat menyayangkan itu. Sebab, dengan RUPS ini akan terlihat masa depan PSBS Biak ke depan yang masih bertahan di kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia
“Semula kami dari manajemen sepakat untuk melakukan RUPS pada 14 Mei 2025 di Biak. Tanggal tersebut sudah ditentukan oleh salah satu pemegang saham minoritas. Tapi saat H-2, orang tersebut memutuskan untuk membatalkan RUPS. Hal ini yang membuat saya semakin tidak nyaman berada.”
“Bagi saya PSBS adalah tim penting. Kami seperti keluarga dengan para pemain dan pelatih. Kami memikirkan masa depan tim ini seperti apa untuk ke depan setelah bertahan di Liga 1,” kata Eveline.
Di balik kegaduhan ini, Evelin sangat bangga dengan kinerja pemain tim pelatih dari PSBS Biak. Fabiano Beltrame dkk tetap profesional menjalankan tugasnya demi membawa PSBS Biak berprestasi.
“Saya sangat bangga dengan pemain walaupun ada kegaduhan ini. Sebagai tanggung jawab, saya akan tetap bersama tim hingga akhir musim. Mari berjuang bersama-sama,” tutup ibu dari tiga anak itu.