Jelang comeback ke lapangan hijau, Paul Pogba mengungkapkan kekecewaannya pada Juventus. Pogba tak mendapatkan dukungan yang cukup di tengah kasus doping.
Pesepakbola berusia 32 tahun itu gagal lulus dari sebuah tes doping setelah pertandingan antara Juventus melawan Udinese di 2023. Pogba sama sekali tidak bermain di laga tersebut, melainkan duduk di bench di sepanjang pertandingan.
Pada awalnya, mantan bintang Manchester United ini diskors selama empat tahun. Akan tetapi, Pogba memutuskan naik banding ke CAS (Pengadilan Arbitrase Olahraga), yang berakhir hukumannya dikurangi jadi 18 bulan saja.
Sementara itu Juventus secara resmi menghentikan kontrak Paul Pogba pada November 2024. Pogba sudah bisa kembali bermain pada Maret silam, dan kini dikaitkan dengan kepindahan ke AS Monaco.
“Aku meminta pertolongan kepada Juventus, tapi tidak diberi,” sebut gelandang top Prancis ini kepada Sept a huit di TF1.
“Aku minta agar diberi seorang pelatih kebugaran, karena ketika itu aku masih bagian dari tim. Aku kan punya hak untuk mendapatkannya. Bisa dibilang, Juventus tidak mendukungku, dan itu membuatku terpukul. Aku tidak tahu mengapa. Kupikir aku hanya berperang melawan otoritas anti-doping, bukannya Juventus.”
Di tengah masa hukumannya, Paul Pogba mengalami masa-masa terpuruk. Khususnya ketika anak-anak Pogba terus bertanya kapan sang ayah akan kembali bermain.
“Aku tidak bisa mengantar anak-anakku ke sekolah setiap hari, melewati stadion dan pusat latihan, dan mengetahui aku tidak akan bisa bermain dalam waktu yang lama. Anak-anakku terus bertanya kapan aku akan kembali ke lapangan, sehingga mereka bisa menontonku bermain di stadion lagi,” imbuh pemenang Piala Dunia 2018 ini.