Timnas Indonesia sudah menuntaskan laga-laga fase grup di Piala AFF U-23 2025. Garuda Muda cuma perkasa saat melawan Brunei Darussalam.
Tiket semifinal Piala AFF U-23 2025 sudah berhasil digenggam Indonesia. Tim Merah-Putih menjadi juara Grup A setelah finis teratas dengan tujuh poin.
Pada pertandingan terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (21/7/2025), Indonesia meraih hasil imbang 0-0 melawan Malaysia. Sebelumnya Indonesia menang atas Brunei dan Filipina.
Menatap semifinal, Indonesia mempunyai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Babak empat besar Piala AFF 2025 digelar mulai 25 Juli 2025.
Indonesia Cuma Perkasa Melawan Brunei
Indonesia memetik kemenangan 8-0 atas Brunei saat bertanding di SUGBK pada 15 Juli 2025. Dalam laga pada pekan lalu, permainan Muhammad Ferarri cs terlihat atraktif di babak pertama.
Indonesia sangat dominan dengan gaya bermain passing cepat dan cuma satu-dua sentuhan. Alhasil, Indonesia bisa menggelontorkan tujuh gol pada paruh pertama laga.
Dengan penguasaan bola sebesar 84 persen, Indonesia bisa menembak 28 kali. Akurasi yang masih menjadi kendala, tim asuhan Gerald Vanenburg itu membukukan 14 kali tembakan tepat sasaran dalam data dari ASEAN United.
Jens Raven menjadi pemain paling bersinar dalam laga itu. Pemain 19 tahun itu sukses mencatatkan sebanyak enam gol. Dua gol lainnya dicetak oleh Arkhan Fikri dan Rayhan Hannan.
Kemenangan besar atas Brunei ini menumbuhkan harapan tinggi pada Timnas Indonesia U-23. Tapi, tantangan sebenarnya baru datang pada sisa turnamen.
Kreativitas Lini Tengah Masih Kurang
Duel Indonesia dengan Filipina dan Malaysia membuka mata aspek yang harus dibenahi oleh Indonesia menatap semifinal Piala AFF U-23 2025. Indonesia kesulitan saat lawan melakukan middle block.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Indonesia memang menang atas Filipina, tapi gol semata wayang dalam laga itu merupakan hasil bunuh diri dari pemain lawan, Jaime Rosquillo, saat salah mengantisipasi lemparan jauh Robi Darwis.
Melawan Young Azkals, Indonesia masih mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola 66 persen. Tapi, Indonesia kesulitan keluar dari pressing tinggi yang diperagakan Filipina.
Indonesia lebih sering menciptakan peluang lewat sisi sayap, sesekali dengan lemparan jauh Robi Darwis.
Opsi serangan Indonesia dari sisi tengah saat melawan Filipina masih kurang, tidak secair saat membenamkan Brunei. Alhasil, Hokky Caraka dan Jens Raven yang menjadi pemain nomor 9 pun tak berkutik untuk memberikan ancaman.
Indonesia kembali menghadapi situasi serupa saat melawan Malaysia semalam. Absennya Arkhan Fikri membuat barisan gelandang Indonesia kehilangan metronom yang bisa mengatur irama pertandingan.
Rayhan Hannan, yang dipercaya menjadi pengganti Arkhan Fikri, tak maksimal mengambil peran itu. Malaysia menumpuk banyak pemain di sisi tengah lapangan, tak bisa dibongkar oleh Indonesia.
Dalam dua pertandingan terakhir, Indonesia memang mencatatkan passing dan ball possession lebih banyak dibandingkan lawannya. Melawan Filipina, Indonesia 512 kali passing dengan akurasi 87 persen. Melawan Malaysia melakukan 455 passing dengan akurasi juga 89 persen.
Meski jumlah passing yang dicatatkan banyak, pemain Indonesia lebih banyak melakukan operan ke arah belakang. Indonesia kesulitan melakukan kombinasi permainan di sepertiga akhir lapangan, hingga minim menciptakan peluang.
PR Menatap Semifinal
Di babak semifinal Piala AFF U-23 2025, Indonesia kemungkinan besar akan melawan Thailand. Menghadapi Gajah Perang, Indonesia harus membenahi beberapa hal.
Finishing lini depan Indonesia kurang sip dalam dua laga terakhir. Buktinya, tak ada gol yang diciptakan pemain Indonesia.
Saat melawan Filipina, Indonesia digagalkan oleh kegemilangan Nicholas Guimaraes di bawah mistar. Ada dua penyelamatan yang dilakukan kiper Filipina itu hingga mencegah Indonesia mencetak gol.
Melawan Malaysia, Indonesia melewatkan satu peluang emas di muka gawang Malaysia. Jens Raven yang membuang peluang gagal menjadi gol.
Menerima umpan Achmad Maulana, Raven mengirim bola ke tengah gawang bisa ditepis oleh kiper Malaysia. Berdasar dua pertandingan terakhir, Hokky atau Raven harus bisa diasah oleh Vanenburg agar lebih klinis di muka gawang.
Pekerjaan rumah lainnya adalah mengisi posisi yang kosong setelah Arkhan Fikri cedera. Kreativitas lini tengah menurun tanpa pemain milik Arema FC itu.
Di bench, Indonesia masih mempunyai Firman Juliansyah, Dominikus Dion, Rayhan Hannan, Robi Darwis, dan Toni Firmansyah. Vanenburg harus bisa memaksimalkan pemain yang ada agar bisa meracik lini tengah yang solid dan kreatif.