Manchester United boleh hancur lebur musim lalu. Tapi, Setan Merah malah mencatatkan rekor pendapatan. Wow!
Pergantian manajer dari Erik ten Hag ke Ruben Amorim tak mengubah peruntungan MU. MU malah gagal meraih trofi dan finis posisi ke-14, terburuk sepanjang sejarah klub di Premier League.
Kesempatan terakhir tampil di Liga Champions juga sirna karena kalah di final Liga Europa. Memasuki musim baru, performa MU tak kunjung membaik sekalipun cuma fokus di kompetisi lokal dan sudah membelanjakan banyak uang.
MU sudah kalah dua kali dari empat laga awal Liga Inggris dan kini terpuruk di posisi ke-14, yang merupakan start terburuk sepanjang sejarah. Sudah begitu MU disingkirkan tim divisi keempat di Babak Kedua Carabao Cup.
Tapi, ada kabar baik di tengah segala macam hal buruk yang dialami MU musim ini. Dikutip ESPN, mencatatkan rekor pendapatan tertinggi mereka sepanjang sejarah yakni 666,5 juta paun atau sekitar Rp 13,1 triliun, untuk musim 2024/2025, naik sekitar 0,7 persen di akhir perhitungan tanggal 30 Juni 2025.
Pendapatan terbesar tentu dari sisi komersil, terutama sponsor Snapdragon di dada para pemain. Kerjasama dengan Qualcomm selaku perusahaan pembuat chip ternama di dunia mencapai angka 333,3 juta paun atau sekitar Rp 6,56 triliun, meningkat 10 persen ketimbang dua musim lalu.
Old Trafford sekalipun sudah tua dan perlu perbaikan sana-sini, masih bisa memberikan pemasukan 160,3 juta paun dari pendapatan di hari pertandingan, naik 17 persen. Ini rekor tertinggi untuk klub Inggris.
Penjualan merchandise klub juga ikut membantu uang makin banyak masuk ke kas klub. Tidak cuma mampu mengatrol pendapatan, MU juga berhasil menekan kerugian dari 113 juta paun menjadi 33 juta paun (Rp 650 miliar).
Ini tak lepas dari keputusan co-owner Sir Jim Ratcliffe yang melakukan efisiensi besar-besaran sejak mengambil alih klub awal tahun 2024, termasuk memecat banyak karyawan klub.
Kerugian diperkirakan akan meningkat lagi akhir musim ini karena MU absen di Eropa dan mendapat pemotongan nilai kontrak apparel dengan Adidas sebesar 10 persen.
Namun, CEO MU Omar Berrada yakin klubnya masih bisa meraup pemasukan sekitar 640-660 juta paun di akhir musim ini.
“Klub sudah menunjukkan ciri khas Manchester United, yakni tangguh. Sebab kami tetap menghasilkan pendapatan rekor di tahun yang penuh tantangan bagi klub,” ujar Berrada di ESPN.
“Kami akan bekerja keras untuk membuat klub lebih baik di berbagai sektor sepanjang musim 2025/2026.”