Kiper Timnas Putri Inggris, Hannah Hampton, punya kelainan pada bagian matanya. Meski begitu, dia tetap mampu mengantarkan The Lionesses juara Piala Eropa.
Inggris jadi kampiun Piala Eropa Wanita 2025. Pasukan Sarina Wiegman keluar jadi juara usai mengalahkan Spanyol dalam adu penalti pada babak final yang berlangsung di St. Jakob-Park, Senin (28/7) dini hari WIB.
Hannah Hampton jadi pahlawan Inggris di adu penalti. Penjaga gawang berusia 24 tahun itu menepis dua eksekutor penalti Spanyol dan memastikan timnya menang 3-1.
Performa gemilang Hampton melawan Spanyol membuatnya dinobatkan sebagai Player of The Match. Nama Hannah Hampton viral di media sosial dan jadi perbincangan penggemar.
Usut punya usut, Hampton punya keterbatasan pada matanya. Pemain yang membela tim putri Chelsea ini menderita strabismus, kondisi ketika posisi kedua mata tak sejajar dan melihat ke arah yang berbeda.
Kondisi mata juling Hannah Hampton sudah diderita sejak lahir. Dia mengaku kesulitan menuang air di gelas akibat gangguan penglihatannya tersebut.
“Saat menuangkan segelas air, saya akan menumpahkan air jika tidak memegang gelasnya. Para pemain selalu meminta saya saat latihan: ‘Bisakah kamu membuatkan saya secangkir teh?’ Dan memegang cangkirnya sambil berkata, ‘Bolehkah saya minta susu?’,” kata Hampton dalam wawancara dengan Ben Foster, dilansir dari Metro.
“Saya menumpahkan air di sepatu mereka dan kemudian mereka mengeluh kepada saya. Saya bilang ke mereka ‘Yah, itu salahmu sendiri, kan?’,” ujarnya.
Hannah Hampton bahkan hampir gagal berkarier di dunia sepakbola setelah dokter melarangnya bermain lantaran kondisi matanya yang tidak sempurna. Meski begitu, dia tetap memilih jalan sebagai pesepakbola dan meraih prestasi.
“Sejak kecil saya sudah diberitahu kalau saya tidak bisa bermain sepakbola, bahwa itu bukan profesi yang bisa saya tekuni. Namun inilah saya,” ujarnya.