Asosiasi Sepakbola Republik Irlandia (FAI) telah menyetujui tuntutan dari anggotanya untuk mendesak UEFA segera melarang Israel berkompetisi di kancah Eropa.
The Guardian dan Reuters melaporkan bahwa tuntutan itu berasal dari Bohemian FC, salah satu klub papan atas di Irlandia. Dalam pemungutan suara, FAI mengungkap bahwa 74 dari total 83 suara mendukung dilakukannya upaya tersebut.
Mayoritas anggota FAI setuju Asosiasi Sepakbola Israel telah melanggar dua ketentuan independen dalam statuta UEFA, pertama ada klub-klub yang bermain di wilayah Tepi Barat tanpa persetujuan Asosiasi Sepakbola Palestina lalu gagal menerapkan dan menegakkan kebijakan anti-rasisme yang efektif.
Argumen pertama mengacu pasal 5 Statuta UEFA dan pasal 73 statuta FIFA dan argumen kedua mengacu pasal 7 Statuta UEFA. Irlandia menempuh ‘jalur sepakbola’ untuk mendesak UEFA agar menghukum Israel.
Sebelumnya, Turki dan Norwegia telah mendesak agar Israel dilarang berkompetisi usai adanya laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan Israel telah melakukan genosida di Palestina. Komite eksekutif UEFA dikabarkan hampir melakukan rapat luar biasa pada September lalu untuk menghukum Israel.
Namun rencana itu ditangguhkan menyusul adanya proposal rencana perdamaian yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. AS merupakan sekutu Israel dan telah menegaskan akan melakukan segala cara untuk melindungi Israel dari hukuman.
Hingga kini belum ada langkah apapun dari UEFA terkait hal itu, namun upaya formal dari FAI bisa saja mengubah situasi. Hanya saja, bila UEFA jadi menghukum Israel, kemungkinan itu hanya berlaku di ranah UEFA, sehingga Israel tetap bisa berlaga di kompetisi di bawah naungan FIFA seperti Kualifikasi Piala Dunia.
Pada musim ini, hanya ada satu klub Israel yang berlaga di fase grup kompetisi Eropa, yakni Maccabi Tel Aviv di Liga Europa. Kamis pekan lalu, mereka bertanding tanpa dukungan suporter saat bertamu ke markas Aston Villa.
Kepolisian lokal telah mengeluarkan larangan untuk suporter Maccabi untuk hadir di Birmingham dengan alasan keamanan, menyusul vandalisme yang mereka lakukan di Amsterdam pada musim sebelumnya.
