Infantino Dinilai Langgar Statuta FIFA Gara-gara Dukung Donald Trump

Posted on

Gianni Infantino dinilai melanggar statuta FIFA soal netralitas karena mendukung Donald Trump. Presiden badan sepakbola dunia itu bakal diinvestigasi?

Infantino baru-baru ini pamer dukungan kepada Trump, Presiden Amerika Serikat. Dalam American Business Forum di Miami, Rabu (5/11) waktu setempat, Infantino memuji Trump setinggi langit.

“Kami punya hubungan yang hebat. Saya sungguh beruntung, punya hubungan yang hebat dengan Presiden Trump, di mana saya menilai dia adalah teman dekat saya. Tentu dia sangat membantu kami untuk segalanya dalam mengerjakan Piala Dunia,” katanya, mengutip Athletic.

“Dia melakukan segalanya. Dia melakukan apa yang dia katakan. Dia mengatakan apa yang dia pikirkan. Dia sebenarnya mengatakan apa yang banyak orang pikirkan, tapi mungkin tidak berani mengatakannya, dan itulah mengapa dia begitu sukses. Saya harus mengatakannya, dan kadang-kadang saya sedikit terkejut ketika membaca komentar negatif.”

“Saya bukan orang Amerika, tapi sejauh yang saya pahami, Presiden Trump terpilih di Amerika Serikat dan menang dengan jelas. Ketika Anda berada di sistem demokrasi besar seperti Amerika Serikat, Anda harus menghormati hasil pemilihan, bukan?”

“Pada akhirnya dia terpilih berdasarkan programnya, berdasarkan apa yang dia katakan. Dia hanya melaksanakan apa yang dia katakan akan dia lakukan. Jadi saya pikir kita semua harus mendukung apa yang dia lakukan karena menurut saya itu terlihat cukup baik,” ujar Infantino.

Komentar dan sikap Infantino itu kemudian disorot Miguel Maduro, mantan ketua komite tata kelola FIFA tahun 2016 dan 2017. Menurutnya, pernyataan presiden FIFA jelas-jelas pelanggaran terhadap aturan mengenai netralitas politik.

“Debat dapat terjadi mengenai sejauh mana kewajiban semacam itu harus berlaku terhadap posisi politik yang diambil ketika pejabat FIFA bertindak dalam kapasitas pribadi,” kata Maduro, yang juga mantan Menteri di Portugal.

“Namun, hal itu jelas tidak berlaku untuk pernyataan yang dimaksud. Pernyataan itu dibuat dalam kapasitasnya sebagai presiden FIFA, dalam acara yang jelas-jelas dia ikuti sebagai presiden FIFA.”

“Saya pikir Presiden FIFA dapat menyatakan bahwa hasil pemilu harus dihormati. Namun, Infantino melampaui batas itu.”

“Bagian akhir pernyataannya tidak hanya mengakui legitimasi Presiden Trump, tetapi juga mendukung program politik dan tindakan Presiden Trump, serta mengargumenkan bahwa orang lain juga harus mendukungnya. Dia mengambil posisi dalam debat politik internal di AS,” ujar Maduro.

Lebih lanjut, Infantino dinilai salah karena mengajak orang mendukung kebijakan Trump. Dalam hal itu, netralitas politiknya diterabas.

“Meskipun dia dapat mengakui legitimasi Presiden Trump, dia juga harus mengakui bahwa dalam demokrasi, orang lain dapat menentang kebijakannya. Untuk tetap netral secara politik, dia tidak boleh mengambil posisi dalam debat politik tersebut, apalagi mengargumenkan bahwa semua orang harus mendukung kebijakan Presiden Trump,” jelas Maduro.

“Melakukan hal itu tampak sebagai pelanggaran jelas terhadap kewajiban netralitas politik yang diwajibkan bagi setiap pejabat FIFA, berdasarkan Pasal 15 Kode Etik FIFA,” ujar Maduro.

Belum lama ini, FIFA juga mengumumkan bakal memberikan FIFA Peace Prize atau Penghargaan Perdamaian pada sosok yang dianggap mengampanyekan kedamaian di dunia. Infantino lagi-lagi menyiratkan akan memberikannya kepada Trump.

FIFA, masih mengutip Athletic, disebut tak merespons soal dugaan pelanggaran Infantino saat dikonfirmasi. Pejabat yang melanggar bisa diinvestigasi oleh Komite Etik FIFA, dengan sanksinya bisa berupa peringatan, teguran, denda, pelatihan disiplin, hingga larangan beraktivitas di sepakbola.