Barcelona menggila di tanah Spanyol musim ini, sapu bersih seluruh titel domestik. Sang pelatih Hansi Flick menitikberatkan timnya soal progres, bukan perfeksionis.
Barcelona menyabet titel Piala Super Spanyol, Copa Del Rey, dan LaLiga. Mereka sukses tiga kali menundukkan rivalnya, Real Madrid.
Barcelona memang tampil begitu perkasa. Kombinasi pemain senior dan juniornya di lapangan, bikin Blaugrana sulit terbendung.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Lamine Yamal si bocah 17 tahun mampu jadi pembeda dan pelayan assist. Raphinha makin matang, sementara Lewandowski terus jadi mesin gol walau sudah uzur.
Pedri dan De Jong di lini tengah jadi otak permainan. Walau masih 18 tahun, Cubarasi sudah cukup tangguh di jantung pertahanan. Sementara kiper veteran, Szczesny memberikan ketenangan.
Pelatih Hansi Flick dapat pujian karena mampu meramu Barcelona untuk jadi juara. Flick mengaku senang dengan para pemainnya, yang terus berkembang di tiap sesi latihan.
“Di setiap sesi latihan, mereka mengalami peningkatan. Kami melihat ada banyak potensi di dalam tim ini dan berbagai hal yang bisa terus ditingkatkan,” ujarnya dilansir dari Tribuna.
“Pada akhirnya, para pemain adalah seorang manusia biasa. Ketika mereka dapat kepercayaan diri, segala hal bisa mungkin terjadi,” tambahnya.
Hansi Flick menolak Barcelona disebut tim perfeksionis. Flick pun tidak peduli akan hal itu, karena yang terpenting adalah kemajuan!
“Memenangkan gelar bukan tentang kesempurnaan, ini tentang progres,” tutupnya.