Gerald Vanenburg mengenang satu tahun kepergian putrinya, Jaimy Vanenburg. Pelatih Timnas Indonesia U-23 mengaku rasa sakit kehilangan terus ada setiap hari.
“Jaim/sayangku, sudah setahun berlalu. Rasa sakit dan kehilangan terasa nyata setiap hari, dan rasanya tetap menyakitkan dan tak sulit dipercaya setiap harinya,” tulis Vanenburg di akun Instagram pribadinya.
“Kami merindukanmu, sayangku. Rasanya begitu sakit hingga aku/kami tak bisa lagi mendengar dan memelukmu. Sayangku, kami masih membicarakanmu setiap hari, dan kami tak akan pernah melupakanmu. Kami sangat mencintaimu,” sambung Vanenburg.
Di tahun 2023 mungkin menjadi fase yang menyenangkan untuk keluarga Vanenburg. Jaimy mendapatkan transplantasi paru-paru dan kondisinya mulai membaik.
Takdir bercerita lain. Tak lama setelah itu, Jaimy mengidap kanker ganas di otaknya dan harus menjalani kemoterapi.
Pada Agustus 2024, Jaimy tak mampu lagi untuk bertahan. Dia wafat dengan meninggalkan anak yang masih sangat kecil.
Ayah dari anak Jaimy, Joep Scheepers, juga mengenang kepergian kekasihnya itu. Pada Juni lalu, Scheepers berhasil mewujudkan impian Jaimy membuat buku dalam menjalani perjuangan hidup melawan penyakit.
“Saya ingin menulis sesuatu tentang bagaimana hari ini saya ingin merenungkan sosok luar biasa, Jaim. Apa arti dirinya bagi saya, apa yang ia bawa untuk saya. Tapi juga sebaliknya: apa arti saya baginya. Dan juga apa yang saya pelajari darinya, apa yang saya bawa setiap hari dalam hidup saya. Berfokus pada cinta, pada cahaya, pada Jaim,” tulis Scheepers.
“Tapi saya juga tidak ingin melupakan rasa sakit dan kehilangan. Frustrasi, air mata, dan amarah. Bahwa kita harus merindukan Jaim selama setahun.”
Simak juga Video: Mantan Asisten Ten Hag Latih Timnas Indonesia U-23, Ini Profilnya