Pemain legendaris Manchester United Rio Ferdinand salut terhadap Bruno Fernandes. Kapten MU itu belum lama ini menolak tawaran menggiurkan dari Al Hilal.
Bruno Fernandes gagal memimpin MU finis secara layak di 2024/2025. Setan Merah menjalani musim bak bencana usai nirgelar dengan finis ke-15 di Premier League, kalah di final Liga Europa, dan tersingkir lebih awal di Carabao Cup (perempatfinal) dan Piala FA (babak kelima).
Situasi ambyar di MU membuka peluang bagi Al Hilal untuk mengejar gelandang top Portugal itu. Kabarnya, Al Hilal menawarkan kesepakatan sebesar 100 juta pound sterling (Rp 2,2 triliun) kepada Bruno Fernandes, di mana dia akan digaji 700 ribu pound (Rp 15,4 miliar) sepekan.
Namun, toh Bruno Fernandes tak termakan rayuan Al Hilal. Ferdinand mengaku, dirinya sendiri tidak akan sanggup menolak jika mendapatkan tawaran serupa.
“Satu hal yang saya tangkap, ada loyalitas di sana,” ungkap eks bek tengah top Inggris itu kepada Mirror Football. “Dan saya kira kata itu sering diucapkan, tapi kita tidak benar-benar sering melihatnya dari sudut pandang klub dan para pemain.”
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Dan dengar, ya saya paham bahwa ini adalah bisnis. Namun, saya kira dia melihat hal ini murni seperti, ‘Saya masih punya urusan yang belum selesai diUnited. Masih ada hal-hal yang ingin saya lakukan di sini. Benar, saya memang dibayar dengan baik di sini. Fans menyayangi saya.’
“Namun, saya pikir dia ingin memberikan sesuatu setelah semua yang sudah dia terima. Jadi, saya tidak punya apapun selain respek untuk dia. Saya akan paham, seandainya dia pergi, 100%. Namun, faktanya dia bertahan dan bilang, dengar, masih ada urusan yang harus saya lakukan di sini.”
“Saya kira ini adalah sebuah perjanjian kepada dirinya sendiri sebagai seseorang, tapi juga alasan yang lain mengapa manajer-manajer dengan gampang menyerahkan ban kapten kepada dia.”
“Seandainya saya adalah dia, saya kira akan sulit untuk bilang tidak. Saya harus jujur,” imbuh Rio Ferdinand setelah Bruno Fernandes menolak megatawaran dari Al Hilal.
