Henrikh Mkhitaryan menilai Inter Milan kalah dari Bologna di Supercoppa Italia akibat buang-buang peluang. Hal ini bikin laga harus ke adu penalti hingga Si Ular tumbang.
Inter Milan gagal ke final Supercoppa Italia. Hal tersebut terjadi usai Si Ular 2-3 dari Bologna lewat adu penalti pada laga semifinal yang digelar di Al-Awwal Park, Riyad, Sabtu (20/12/2025).
Laga harus ditentukan ke adu penalti usai imbang 1-1. Nerazzurri mampu unggul lebih dulu lewat Marcus Thuram di menit ke-2. Penalti Riccardo Osolini di menit ke-35 kemudian bikin Bologna menyamakan kedudukan.
Pada babak adu penalti, tiga penendang Inter, Ange-Yoan Bonny, Nicolo Barella, dan Alessandro Bastoni, gagal menjalankan tugasnya. Sementara di kubu Rossoblu hanya Juan Miranda dan Nikolas Moro eksekutor yang tak bisa bikin gol.
Inter sebenarnya tampil dominan di laga ini dengan 61 persen penguasan bola dibanding dengan Bologna yang hanya 39 persen. Mereka juga bermain menekan dengan melepas tembakan dengan 14 tembakan lebih banyak dari Bologna yang bikin 10 percobaan.
Namun buruknya penyelesaian akhir bikin Inter tak bisa memanfaatkan dominasi tersebut jadi kemenangan. Pasukan Cristian Chivu terlalu banyak membuang peluang di laga ini.
Pilar Inter, Henrikh Mkhitaryan menilai timnya harusnya bisa mengakhiri laga tanpa adu penalti andai lebih tajam di depan gawang. Kendali laga tak lagi jadi milik Inter saat adu penalti.
Pemain asal Armenia menyebut kekalahan ini jadi pelajaran berharga untuk Inter. La Beneamata harus bisa lebih efektif dalam memanfaatkan peluang.
“Seharusnya kami bisa mengakhiri pertandingan lebih awal ketika kami memiliki peluang mencetak gol,” ujar Mkhitaryan dikutip dari Sport Mediaset.
“Setelah sampai adu penalti, ceritanya berbeda. Kami tidak mampu memanfaatkan peluang kami, seperti saat melawan Atletico Madrid. Ini mengecewakan, kami harus bekerja keras untuk mengakhiri pertandingan lebih awal, karena kami selalu menciptakan banyak peluang,” jelasnya.






