Teknologi Video Assistant Referee (VAR) yang diterapkan secara penuh berhasil mengurangi kontroversi di Liga 1 2024/25. Sejumlah klub memberikan apresiasi.
Dorongan PSSI kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk menerapkan VAR selama satu musim penuh di kompetisi 2024/2025 membawa hasil signifikan. Jika di musim-musim sebelumnya, wasit-wasit liga 1 langganan disorot karena banyaknya kontroversi, seperti gol absurd, hadiah penalti, hingga pelanggaran kartu merah yang berdampak pada hasil pertandingan, pada musim ini polemik soal wasit berkurang karena keberadaan VAR.
Peran VAR sebagai insight bagi wasit telah menciptakan suasana kompetisi yang lebih bersih dan profesional karena memungkinkan para pengadil di lapangan untuk meninjau kembali keputusan penting sebelum mengambil keputusan akhir. Fungsi “mata kedua” wasit yang disajikan VAR membuat tim yang bertanding lebih menerima hasil lebih fair, walaupun kalah atau tidak memuaskan karena keputusan-keputusan wasit di lapangan berjalan sewajarnya.
Berdasarkan laporan dari PT LIB, VAR punya andil besar dalam 306 pertandingan sepanjang musim. VAR melakukan checking sebanyak 1.279 kali untuk di-review wasit, antara lain gol yang dianulir akibat offside, pelanggaran sebelum gol terjadi, serta keputusan kartu merah dan kuning.
Hal ini memberikan dua dampak positif, yakni tim mengalami pertandingan yang fair play dan kepercayaan penonton serta fans terhadap kompetisi meningkat. Selama paruh musim pertama, VAR telah mengawasi 647 insiden, dengan rerata 4,2 kali checking per pertandingan.
Dari 647 kejadian di lapangan, sebanyak 77 keputusan diubah karena bantuan VAR dan 66 keputusan diambil setelah dilakukan On Field Review (OFR) atau tinjauan langsung dari TV di pinggir lapangan. Dari jumlah perubahan itu, VAR telah menganulir 25 gol, mengeluarkan 20 kartu merah, dan memberikan hadiah penalti sebanyak 22 kali.
Sementara di putaran kedua, sejak minggu ke 18 hingga 34, terdapat 632 kejadian di lapangan yang dipantau VAR juga dengan rata-rata tidak jauh berbeda, 4,2 kali checking. Dari jumlah insiden tersebut, ada 87 keputusan diubah berkat VAR dan 78 keputusan ditetapkan wasit usai OFR.
Selama putaran kedua, Dari jumlah perubahan itu, VAR membatalkan 29 gol, mengeluarkan 15 kartu merah, dan 21 kal memberikan tendangan penalti.
“Saya menilai di musim pertama VAR di liga ini memberikan dampak positif bagi seluruh kompetisi. Meski ada catatan karena belum sesuai dengan harapan komunitas sepakbola, tapi sudah menuju hal yang bagus. Harapannya di musim berikutnya harus lebih baik, terutama untuk semakin meningkatnya kualitas wasit lokal yang sudah banyak perubahan,” kata Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa dalam keterangannya.
Hal senada juga diungkapkan CEO Persita Tangerang, Ahmed Rully Zulfikar yang menganggap perubahan-perubahan yang tekankan PSSI kepada PT LIB telah menjadikan kompetisi Liga 1 musim ini merupakan yang terbaik dalam tujuh tahun terakhir sejak LIB menjadi operator Liga 1 di tahun 2017.
“Salah satu perubahan nyata, adalah VAR yang hadir dengan investasi besar dan sangat membantu kompetisi musim ini dilaksanakan dengan baik. Walaupun masih ada beberapa kekurangan yang harus terus dibenahi. Ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi untuk kemajuan sepakbola Indonesia,” ujar Rully.