Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) mengajukan banding atas sanksi FIFA terkait pemain naturalisasi Harimau Malaya. AFC meminta kasus ini tuntas tahun depan.
FIFA menjatuhkan sanksi kepada FAM terkait penggunaan pemain naturalisasi ilegal. Malaysia dianggap memanipulasi dokumen 7 pemain naturalisasi barunya.
Ketujuh pemain naturalisasi Malaysia yang dianggap bermasalah yakni Hector Hevel, Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, dan Jon Irazabal Iraurgui.
FIFA menghukum ketujuh pemain naturalisasi Malaysia itu dengan larangan aktivitas di dunia sepakbola selama 12 bulan. FAM juga didenda 350 ribu Swiss Franc (Rp 7,3 miliar).
FAM sudah mengajukan banding atas hukuman yang diberikan. FIFA diperkirakan bakal mengumumkan hasil keputusan banding tersebut pada Jumat (31/10/2025).
Banding ke FIFA bukan satu-satunya langkah yang diambil Malaysia. FAM juga mau memperjuangkan para pemain naturalisasinya hingga ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Federasi Sepakbola Asia (AFC) turut memantau kasus naturalisasi pemain Malaysia. Sekretaris Jenderal AFC, Datuk Seri Windsor Paul John, menyebut pihaknya meminta kasus ini sebelum 31 Maret 2026, guna menentukan tim yang berlaga di Piala Asia 2027.
“Baik itu keputusan komite banding maupun CAS, kami akan menganggapnya final. Semuanya tergantung pada FAM. Setelah itu, berkas kasus akan diserahkan kepada AFC untuk ditinjau, dan kami akan mengambil tindakan yang sesuai terkait keputusan FIFA dan bagaimana dampaknya terhadap pertandingan AFC,” kata Windsor, dikutip dari New Straits Times.
“Untuk pengundian [Piala Asia 2027], kami perlu tahu tim mana yang akan lolos dari grup Malaysia. Itu sebabnya kami berharap semuanya selesai pada 31 Maret. Prosesnya panjang, karena prosedur hukum membutuhkan waktu dan harus mengikuti aturan yang berlaku,” tambahnya.
Timnas Malaysia saat ini memuncaki Grup F kualifikasi Piala Asia 2027 dengan 12 poin. Harimau Malaya menyapu bersih 4 laga dengan kemenangan, unggul atas Vietnam (9 poin), Laos (3 poin), dan Nepal (0 poin).






