Roma Nyaris Lolos ke UCL, Menyesalkah Ranieri Tak Direkrut Lebih Awal?

Posted on

Sempat terpuruk di awal musim, AS Roma bangkit bersama Claudio Ranieri dan finis di posisi kelima. Roma menutup musim dengan selisih satu poin dari empat besar.

Ranieri direkrut Roma pada November 2024 untuk menggantikan Ivan Juric. Kala itu, Giallorossi hanya berjarak tiga poin dari zona degradasi.

Perlahan tapi pasti, Roma mulai stabil bersama Ranieri. Roma bahkan sempat tidak terkalahkan dalam 19 pertandingan secara beruntun di Serie A sebelum takluk di tangan Atalanta pada pekan ke-36.

Sejak pergantian tahun, Roma mengumpulkan 49 poin dari 20 pertandingan, paling banyak di antara tim-tim lainnya di Serie A. Sementara sejak Ranieri datang, I Lupi meraih 53 poin, sama dengan jumlah poin yang didapat Inter Milan dan Napoli di periode yang sama.

Pada akhirnya, Paulo Dybala dkk. finis kelima dengan selisih satu angka dari Juventus yang ada di peringkat keempat atau batas akhir zona Liga Champions. Ranieri pun lantas ditanya mungkinkah Roma bisa punya target lebih tinggi andai ia direkrut lebih awal.

“Saya kira kami tidak bisa menargetkan lebih tinggi lagi. Ada perubahan besar, tapi itu bukan evaluasi yang adil,” ujar Ranieri seperti dilansir Football Italia.

“Saya mengambil alih tim di momen terburuk, ketika moral mereka di titik nadir, mereka kehilangan kepercayaan diri, jadi saya mencoba untuk tetap simpel saja dan mengembalikan rasa percaya diri mereka.”

“Fans mendukung saya, karena mereka tahu saya jarang berbohong atau menjual drama, setidaknya 90 persennya. Mereka bisa mempercayai saya.”

“Kami sempat kalah di awal melawan Como dan Atalanta, tapi kemudian cuma kalah dua kali lagi di sepanjang musim di Serie A. Anak-anak sudah memberikan segalanya dan itulah yang penting buat saya,” kata Ranieri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *