Catenaccio adalah salah satu istilah paling ikonik dalam sejarah sepakbola. Di era pressing dan penguasaan bola, Catenaccio mungkin terdengar kuno-namun pernah membuat Eropa bertekuk lutut. Strategi ini identik dengan pertahanan rapat ala Italia, yang pernah mendominasi Eropa dan melahirkan era kejayaan klub-klub Serie A.
Meski kini mulai ditinggalkan oleh sepakbola modern, Catenaccio pernah menjadi senjata mematikan. Taktik ini sukses mengantar klub-klub Italia, terutama Inter Milan, meraih gelar bergengsi mulai dari Scudetto, Piala Champions Eropa, hingga Piala Interkontinental.
Lantas, apa sebenarnya Catenaccio dan bagaimana sejarahnya? detikSport merangkum ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Catenaccio?
Secara sederhana, Catenaccio adalah filosofi bertahan yang menitikberatkan pada organisasi pertahanan superketat dan disiplin tinggi.
Istilah catenaccio berasal dari bahasa Italia yang berarti “rantai” atau “kunci”. Filosofinya jelas:
Ciri utama Catenaccio antara lain:
Strategi ini mencapai puncak popularitas pada era 1960-an, ketika sepakbola Italia dikenal sebagai liga paling sulit ditembus di Eropa.
Sejarah Catenaccio
Meski lekat dengan Italia, Catenaccio sejatinya bukan lahir di Italia.
Akar taktik ini berasal dari pelatih asal Swiss, Karl Rappan, pada era 1930-an hingga 1940-an. Rappan memperkenalkan sistem verrou saat melatih Servette dan tim nasional Swiss – sebuah pendekatan bertahan dengan libero di belakang.
Barulah pada 1960-an, Helenio Herrera menyempurnakan dan mempopulerkan Catenaccio di Italia bersama Inter Milan. Di tangan Herrera, Catenaccio berkembang bukan sekadar bertahan, tetapi juga sangat mematikan saat menyerang balik.
Hasilnya luar biasa:
Sejak saat itu, Catenaccio menjadi identitas sepakbola Italia dan memengaruhi gaya bermain tim nasional hingga dekade-dekade berikutnya.
Kelebihan dan Kritik terhadap Catenaccio
Tak bisa dimungkiri, Catenaccio sangat efektif untuk meraih kemenangan. Namun, strategi ini juga menuai kritik.
Kelebihan:
Kritik utama:
Sering kali, tim hanya membutuhkan satu gol lalu bertahan total hingga laga berakhir.
Klub yang Sukses Menerapkan Catenaccio
AC Milan (Era Nereo Rocco)
Pelatih Nereo Rocco adalah tokoh penting awal Catenaccio di Italia. Ia sukses menerapkannya bersama AC Milan pada akhir 1950-an hingga 1960-an.
Di bawah Rocco, Milan meraih:
Sebelumnya, Rocco juga membawa Triestina finis runner-up Serie A 1947/1948 – pencapaian luar biasa untuk klub kecil saat itu.
Inter Milan (Era Helenio Herrera)
Puncak kejayaan Catenaccio terjadi bersama Inter Milan era Helenio Herrera, yang dijuluki La Grande Inter.
Catenaccio versi Herrera memungkinkan bek menyerang seperti Giacinto Facchetti, yang bahkan mampu mencetak banyak gol meski berposisi sebagai bek sayap – sesuatu yang revolusioner pada masanya.
Inter kala itu mendominasi sepakbola Italia dan Eropa pada periode 1960-1968.
Catenaccio di Sepakbola Modern
Seiring berkembangnya pressing tinggi, permainan berbasis penguasaan bola, dan intensitas fisik, Catenaccio murni kini jarang digunakan.
Namun, prinsip dasarnya masih hidup dalam:
Kesimpulan detikSport
Catenaccio bukan sekadar taktik bertahan, melainkan filosofi sepakbola yang membentuk identitas Italia selama puluhan tahun. Meski sering dicap defensif, efektivitasnya tak terbantahkan dan warisannya masih terasa hingga hari ini.






