Desakan untuk FIFA bersikap terhadap Israel terus menguat. Presiden FIFA Gianni Infantino berkelit, bilang organisasinya tak bisa selesaikan problem geopolitik.
Seruan agar FIFA dan UEFA mengambil sikap atas Israel terus menguat. Israel tengah menghadapi kecaman keras dari berbagai penjuru dunia atas genosida di Gaza.
Diamnya FIFA dan juga UEFA, konfederasi yang menaungi Israel, telah memantik tanda tanya besar atas konsistensi dan komitmen mereka menjaga nilai-nilainya. Sebagai pengingat, FIFA dan UEFA langsung menghentikan Rusia dari aktivitas sepakbola di bawah naungan mereka pada 28 Februari 2022, empat hari setelah invasi terhadap Ukraina.
UEFA sebelumnya sempat menunjukkan gelagat akan mendepak timnas Israel dan klub-klub negara tersebut dari kompetisinya. Namun mereka tak bisa berbuat banyak soal keterlibatan Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026 karena ajang itu di bawah kuasa FIFA.
Situasi lantas berkembang dengan UEFA menangguhkan wacana itu, seiring munculnya rencana perdamaian di Gaza. Namun yang jelas, Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga punya hubungan bagus, apalagi dengan Negeri Paman Sam menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia 2026.
Maka tak mengejutkan kalau Infantino memberi pesan kuat bahwa belum akan ada tindakan apapun yang serius soal Israel.
“Di FIFA, kami berkomitmen menggunakan kekuatan sepakbola untuk menyatukan orang-orang di dunia yang terbelah,” ujarnya dikutip France24.
“Pemikiran kami bersama mereka yang menderita di banyak konflik yang ada di seluruh dunia sekarang ini, dan pesan terpenting yang bisa disalurkan sepakbola sekarang adalah perdamaian dan persatuan.”
“FIFA tak bisa menyelesaikan masalah-masalah geopolitik, tapi bisa dan harus mempromosikan sepakbola di seluruh dunia dengan nilai-nilai persatuan, edukasi, kultur, dan kemanusiaannya,” imbuhnya dalam konteks Gaza.