Arsenal Vs Man City: The Gunners Disebut Sia-siakan Babak Pertama

Posted on

Arsenalsejatinya mendominasi laga lawan Manchester City sejak sepak mula. Tapi The Gunners dinilai membuang babak pertama karena terlalu berhati-hati.

Arsenal dominan dalam penguasaan bola saat menjamu Manchester City di Emirates Stadium, Sabtu (21/9/2025) malam WIB. Dominasi itu sampai bikin Man City tercatat oleh Opta hanya memegang bola sebanyak 32,8%.

Sebagai catatan, itu adalah rataan penguasaan bola terendah dari tim besutan Pep Guardiola. Padahal Guardiola amat memberi penekanan pada penguasaan bola dalam ide permainan di berbagai tim yang diasuhnya.

Tapi kemudian justru Arsenal tertinggal dulu saat Erling Haaland lolos dan menyelesaikan umpan terobosan Tijjani Reijnders. Gol itu semakin membuka jalan buat Man City untuk lebih fokus menahan tekanan Arsenal dan mengincar lewat transisi.

Sementara Arsenal malah tampak agak buntu. Tembakan pertama baru dilepaskan pada menit ke-31 dan peluang on target pertama didapat pada masa injury time babak pertama.

Arsenal baru tampil lebih berbahaya di babak kedua, dengan Mikel Arteta melakukan dua pergantian saat restart. Bukayo Saka dan Eberechi Eze masuk menggantikan Noni Madueke dan Mikel Merino.

Masuknya Eze menghadirkan kreativitas lebih banyak dari Arsenal. Ini pula yang bikin pemilihan starting XI Arteta dipertanyakan, dengan trio Merino, Martin Zubimendi, dan Declan Rice dinilai terlalu defensif.

Pemilihan itu dibaca sebagai langkah antisipatif untuk menahan kreasi lini tengah Man City. Mantan bek Liverpool dan timnas Inggris Jamie Carragher merasa Arsenal seperti bermain dengan memasang rem tangan.

“Saya rasa Arsenal itu tim yang brilian, bagi saya skuad terbaik di Premier League, dan menurut saya mereka memang tidak akan menang dengan mudah tapi bisa menang 2-0 lawan Man City hari ini,” kata Carragher, yang kini jadi komentator Sky Sports.

“Arteta punya tim dan skuad yang hampir jadi grup yang sangat-sangat spesial dalam hal memenangi Premier League dan bahkan mungkin memenangi Liga Champions, rasanya mereka memang sebagus itu.”

“Tapi dari waktu ke waktu, ketika bicara laga-laga besar, dia memilih tim yang rasanya kok dia lebih memikirkan soal lawan. Itu tidak lantas berarti tak bisa juara Premier League ya, Jose Mourinho juara tiga kali dan pendekatannya agak seperti itu.”

“Tapi menurut saya, ada 45 menit yang tersia-siakan (babak pertama). Dan alasan saya bilang begini adalah karena saya pernah main untuk para manajer yang seperti itu di Liverpool dan kami sangat nyaris, tim yang sangat top, tapi tak pernah juara Premier League.”

“Saya beberapa kali kadang merasa di bawah Gerard Houllier dan Rafa Benitez, kami mungkin bermain dengan rem tangan di sejumlah laga dan itulah yang Arteta lakukan,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *